Lika-Liku Kondom Gratisan


Kemarin, tanggal 1 Desember diperingati hari HIV/AIDS sedunia. Indonesia, sebagai salah satu negara yang kritis ikut memeriahkan hari itu dengan melakukan pekan kondom nasional. Pekan Kondom Nasional yang dicetus oleh menteri kesehatan menuai banyak reaksi. Dari yang positif hingga negatif.


Gue sendiri? Gue termasuk orang yang geleng-geleng kepala liat inisiatif dari menkes ini.
Pribadi sendiri, gue menilai pekan kondom nasional tak berujung pada apa-apa. Mari, kita lihat kenapa gue bisa berfikiran begitu.

Berdasarkan data tahun 2009, ada 10 ribu kasus HIV dan 3.000 kasus AIDS. Jumlah ini kemudian meningkat dua kali lipat pada tahun 2012. Ada 21 ribu kasus HIV dan 6.000 kasus AIDS di Provinsi DKI Jakarta. Tahun 2013 ini tercatat ada 24.807 kasus positif HIV dan 6.973 penderita AIDS. Padahal tahun lalu penderita baru berkisar 20 ribu orang -Detik.com

Dilihat dari data tersebut, di ibukota tercinta kita, peningkatan terus terjadi. Data ini pun sebenarnya belum cukup valid. Karena masih banyak sekali orang awam yang belum terdeteksi penyakit HIV/AIDS. Pengetahuan seks bagi masyarakat ke bawah masih minim. Jadi banyak dari mereka yang belum tersentuh dengan pemeriksaan kesehatan. Kemungkinan besar, data di atas masih bisa bertambah lagi.

Ini aja baru di Jakarta, belum di daerah lain. Data terbaru dari menkes, sekiranya ada 200.000 orang terjaingkit penyakit HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2013. Sedikit? Mungkin jika perbandingannya dengan yg belum tahu ternyata sudah tertular atau belum di luar sana. Tapi tingkat kematian yang mengintai mereka semua sama tingginya.

Untuk mengurangi angka tersebut. Banyak hal yang sebenarnya sudah dilakukan oleh menkes. Seperti memberikan pemeriksaan kesehatan rutin di tempat lokalisasi, ataupun mengontrol penyebaran penyakit ini di berbagai daerah yang rawan. Pendidikan seks dini mulai digalakkan di berbagai sekolah. Bagus sekali bukan? Tapi sayang, di atas kertas berkata lain. Menkes mungkin tak mau menyerah, dan mencoba mengambil langkah lain dengan membagikan kondom gratis di masyarakat. Diyakini, menularnya penyakit kelamin, salah satunya dikarenakan hubungan sex tanpa pengaman. Hal ini dinilai dari pergaulan bebas masyarakat yang semakin membabi buta dan untuk mencegah bertambahnya angka, maka kondom gratis disebar bagi mereka yang menghalalkan sex bebas. Menyelesaikan masalah? tentu tidak.

Sejatinya, harga kondom sendiri bervariasi. Kisaran 10-30 rb tergantung merek dan jenis (http://www.mykondom.com). Bahkan, bentuk dan 'rasa; beragam. Jika 'jajan' dilokalisasi saja mampu membayar ratusan ribu, kenapa beli kondom tidak? Bahkan, beberapa penginapan terselubung sudah menyiapkan pengaman tersebut secara cuma-cuma. Bagi yang mereka peranh 'ngamar' pasti mengamini pernyataan gue ini.

"Tapi, bagi kondom kan cuman salah satu cara. Benar kan? Daripada tidak aman?" Ohya bisa jadi. Faktanya, kondom itu punya berbagai kualitas. Kita tidak tahu kan apakah yang sedang digunakan ini merupakan kondom yang terjamin. Kemungkinan bocor pun masih ada. Terlebih jika tidak konsisten dalam pemakaiannya. Tapi sekali lagi apakah kita menyelesaikan masalah? Tentu tidak. HIV/AIDS bisa menular karena lahirnya dari pergaulan bebas. Jika ada yang bilang keturunan, memang itu benar. Sekali lagi, kebanyakan karna pergaulan bebas yang membabi buta.

Siapakah yang berisiko tinggi kena HIV ?
  • Orang yang sering berganti-ganti pasangan seks tanpa memakai pelindung.
  • Orang yang mendapatkan tranfusi darah yang tercemar. Saat ini masalah donor darah sudah semakin diperketat untuk mengantisipasi terjadinya hal ini.
  • Pemakai narkoba. HIV menular melalui jarum suntik yang tidak steril dan dipakai secara bergantian. Biasanya ini terjadi pada pemakai narkoba yang enggan menggunakan jarum suntik sendiri-sendiri. Biasanya mereka memakai bergantian. Tak heran jika tingkat penularan HIV di Indonesia tertinggi kedua adalah melalui jarum suntik pemakai narkoba.
  • Ibu hamil yang tertular HIV akan menularkan pada bayi yang dikandungnya.
Sumber Artikel: http://www.penyakitkelamin.net/perbedaan-hiv-dan-aids/

Berganti pasangan? Tentu yang sudah menikah dan beriman tidak akan melakukan hal ini (beda cerita jika salah satu istri/suami sudah terinfeksi atau salah satunya suka 'nakal'). Memakai narkoba? Bagi mereka yang tidak terjurumus dalam lingkaran setan ini juga pasti tidak akan terkena. Dua hal inilah akibat dari pergaulan bebas. 

Membagikan kondom gratis sama juga dengan membiarkan pergaulan bebas merajalela. Mungkin nantinya, menkes akan membagikan jarum suntik secara gratis. Iya, kan jarum suntiknya legal, asal yang dibagiin bukan narkotikanya.  

Menurut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, tidak perlu khawatir karena kondom bukan barang terlarang. "Kondom bukan barang terlarang seperti narkotika. Jadi tidak perlu risau, jika ada yang bagi-bagi kondom," kata Nafsiah di Jakarta, Jumat (29/11/2013) -http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2051924/kondom-gratis-bukan-anjuran-seks-bebas#.Upw4fOJaB0w

Celakanya, bagi-bagi kondom gratis ini tak terarah. Dari mahasiswa, pelajar, dewasa menjadi sasaran bagi-bagi kondom gratis. Kemarin sempat ada yg twitpic bus kondom gratis berada di bundaran ugm. Ya ini kan jelas, kalo memang incarannya dewasa, kenapa tidak sekalian aja bagiinya di daerah sarkem? Kenapa pula harus deket kampus?

Bikin nyesek lagi, untuk pekan kondom nasional ini sendiri, sampai harus mengaggarkan dana sekiatara 25 Miliar rupiah.
http://news.detik.com/read/2012/06/25/084033/1949718/10/fitra-rp-25-m-untuk-anggaran-pengadaan-kondom-kemenkes-tahun-2012

Duhilah, apakah segitu daruratnya kah? Bukankah akhir-akhir ini ada polemik dalam dunia medis kita? Kenapa tidak menyelesaikan itu saja dulu untuk perbaikan dunia medis Indonesia agar lebih baik? Kenapa juga harus dianggarkan buat bagi-bagi kondom yang tak jelas arahnya mau kemana dan untuk apa?

Buat yang berkata "Urusan pribadi mau kondom itu dipake atau tidak, kembali lagi ke diri masing-masing. Gak perlu ngurusin orang. Menkes sudah berusaha, kalo lo sendiri ngapain?" Atau bla bla bla lainnya. Gue ngapain? Gue bikin tulisan ini biar semua orang yg pro sadar, bagi kondom gak nyelesain masalah. Hanya menambah masalah. Buat apa kondom gratisan? Kondom segitu murahnya kok. Mereka yang sadar akan bahaya penyakit ini tentu akan membelinya dengan sukarela.

Seks bebas secara tidak langsung diperbolehkan oleh pemerintah. Padahal, penularan itu sendiri berasal dari seks dan pergaulan bebas. Kalau pun pergaulan bebas itu semakin ketat, dipersulit, atau pun semakin orang banyak sadar bahwa pergaulan yang terlalu sebebas-bebasnya membawa dampak buruk, angka pengidap HIV/AIDS pasti akan semakin berkurang.

Pemerintah maupun agama juga menganjurkan kan kita tidak melakukan seks sebelum nikah? Ya itu, karena untuk menjaga kesehatan. Bukan karena hal lainnya. Kalau anda merasa cerdas, seharusnya anda peduli. Kita gak ngurusin masalah orang lain, tapi sungguh celaka kita yang membiarkan keburukan (pergaulan bebas) yang makin menyebar kemana-mana.

http://www.kaskus.co.id/thread/5247d4d641cb170f5c000002/ironis-sekarang-lagi-jamannya-pacaran-di-kost/

Bukti nyata, bahwa pergaulan bebas ada disekitar kita. Mungkin ternyata, sanak saudara, teman, sahabat, adik, kakak sudah terjerat di dalamnya? Siapa tahu.

Masih jelas, kasus SMP 4 Jakarta, iya. Salah satu bukti pergaulan bebas tak pandang bulu. Siapa saja bisa. Mungkin saja, kita yang bilang tidak terjerat, bisa terjerat. Selama kita hidup, kita masih berkemungkinan akan terjerat lingkaran setan itu. Makanya, ada baiknya saling mengingatkan. Sama, tujuan gue nulis ini ngingetin dan ngasih tahu pikiran gue tentang lika-liku kondom gratisan ini.

Jangan jauhi ODHA, tapi jauhin hal yang bisa membuat mereka bisa begitu. Jauhi akar permasalahnnya. Jangan main hakim sendiri juga. Jangan mengeneralisir kalau mereka itu semua sama. Hei, tertularnya penyakit ini bisa karna macam-macam.

Buat menkes, tolong cabut pekan kondom nasional dari proker tahunan anda. Karena ini sama sekali tindakan tak terarah menurut saya. Kalau anda memang segitu niatnya ingin mencegah HIV/AIDS maka perbaikilah sistem anda agar kesehatan masyarakat seluruh penduduk Indonesia semakin terjamin. Galakkan kampanya anti seks bebas. Gencarkan pendidikan seks dini pada masyarakat. Semua elemen dalam masayrakat, tak terbatas bagi mereka yang sekolah atau punya rumah saja. Sulit, tapi hanya dengan mengurangi pergaulan bebas penyakit ini semakin sedikit kemungkinan menyebar kemana-mana. 

Kesadaran akan penyakit menular itu memang harus. Tapi tolong dengan tidak membagikan kondom gratis. Mereka yang senang dengan seks bebas dibebaskan membeli kondom sendiri dengan dana sendiri. Tak perlu lah pemerintah membiayai dengan dalih untuk menyadarkan. Dengan uang 25 M masih ada hal yang lebih berguna untuk dilakukan selain bagiin kondom gratis. Seperti beberapa hal yang udah ditulis di atas tadi.

Buat para pembaca, ingat, pergaulan bebas tidak semata-mata hanya terjadi pada remaja. Mungkin, 10-20 tahun lagi walaupun udah punya istri atau anak sekalipun, kita masih bisa terjerat dalam pergaulan bebas. Selama kita masih hidup kemungkinan itu akan selalu ada. Ingatkan kerabat dan sahabat sebelum terlanjur sudah.

Di sini gue cuman ingin mengingatkan, bahaya nyata dari pergaulan bebas dan bagi-bagi kondom gratis bukan solusi untuk mengurangi angka para penderita HIV/AIDS.

Hidup sebebas-bebasnya dengan tanggung jawab dan sensivitas moral.

Yuk, tolak kondom gratis demi masa depan yang lebih manis ( ´ ▽ ` )ノ

Share:

0 comments