Night at The Museum: Secret of The Tomb #Review


Komedian senior Ben Stiller kembali beraksi dengan film terbarunya Night at The Museum: Secret of The Tomb.  Film ketiga sekaligus terakhir dari trilogy Night at The Museum ini menceritakan tablet ajaib yang membuat seluruh pajangan di museum menjadi hidup mulai kehilangan kekuatan magisnya. Puncaknya di acara pembukaan Planetarium di Museum Nasional kota New York yang mengalami kekacauan. Para penghuni museum yang menjadi penampil dalam acara tersebut mengalami keanehan dan hilang kendali.






Larry (Ben Stiller) akhirnya memustukan untuk pergi ke Museum Nasional Inggris di London untuk bertemu dengan ayahnya Ahkmenrah (Rami Malek) yang mengetahui rahasia sejati dari tablet magis tersebut. Ia perlu untuk bergegas agar bisa menyelematkan teman-temannya. Perjalananya kali ini ia tidak sendiri, namun ditemani oleh Ahkmenrah (Rami Malek), Nick (Skyler Gisondo) anaknya, Teddy Roosevelt (Robin Williams), Jedediah (Owen Wilson), Octavius (Steve Coogan), Attila The Hun (Patrick Gallagher), Sacajewa (Mizuo Peck), dan tentu saja Cappuchin Dexter.



Sudah menjadi harapan besar bagi gue untuk mendapatkan akhir yang manis di film penutup ini. Tumbuh besar bersama Night at The Museum trilogy membuat gue bertanya-tanya, "kok bisa ya film ini dibuat lanjutannya?" Mungkin sudah menjadi rahasia umum Hollywood senang sekali membuat cerita setelah selesai cerita. Alias membuat film untuk menarik keuntungan terlepas bagus atau tidaknya. Lihat saja American Pie yang bertahan sampai delapan film. Atau film Saw yang bahkan di dragged sampe 7 film. Tapi baiklah, gue memberikan pengecualian untuk film yang menghibur. So i set my bar as low as i can.

Gue hanya ingin melihat hiburan di film ini, tidak lebih tidak kurang. Untungnya gue masih mendapatkan apa yang gue cari (atau mungkin ekspektasi gue yang terlalu rendah). Same old same old. Jokes-jokes klasik selalu menghibur. Banyak sekali jokes klasik yang ditampilkan dalam film ini. Ada beberapa yang seperti mengulang adegan film terdahulunya untuk nostalgia dan ada beberapa yang kita familiar dengan jokes itu karena sering beredar dimana-mana. But don't worry, we still laughing 'eventually'. 

Entah harus dikatakan sebagai plot twist atau apa, tapi jangan mengharapkan ending kolossal yang menohok seperti Toys Story 3 atau Stand by Me yang berhasil membuat kita berlinang karena perpisahan, Night at Museum justru akan memberikan anda sensasi membingungkan. Ia seperti kapal yang tersesat di lautan di tengah kondisi cuaca cerah. Area abu-abu sangat luas di bagian akhir. Bahkan gue pun bingung harus berkomentar apa karena it's confusing! 

Hyaaahhh there's always a silver lining behind the clouds (sort of), jadilah gue menyarankan tontonlah film ini di bioskop kalo memang lo lagi gak tau mau nonton apa lagi (it is so me) atau memang lo mau liat Robbin Williams dan Ben Stiller dalam satu scene atau lo die hard fans mereka berdua. The good news is film ini masih bisa memberikan kita tawa setiap kesempatan. So it's still fun to watch.

Happy watching!

Share:

0 comments