99 Cahaya di Langit Eropa #Review (Spoiler Alert!)




Aku teringat kata sahabat Ali RA:
Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudra di mana banyak ciptaan ciptaan Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nahkoda perjalananmu; dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.(Ali bin Abi Thalib RA)



Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra merupakan sepasang pemuda-pemudi Indonesia yang tinggal di Vienna, Austria. Rangga (Abimana Aryasatya) melanjutkan studinya di Eropa bersama istrinya yang cantik jelita, Hanum (Acha Septriasa). Sebagai kaum minoritas, keduanya kerap kali merasakan tekanan secara sosial di masyarakat. Menjalani syariat Islam di Eropa tidak semudah yang mereka bayangkan. Rangga sering merasakan diskriminasi di lingkungan kampus. Begitupun Hanum, walau tanpa memakai hijab, ia sering dianggap remeh oleh beberapa orang di Vienna.

Hanum yang tidak memiliki pekerjaan tetap di Vienna mencoba mengisi waktu luangnya dengan pergi mengelilingi kota. Suatu ketika ia bertemu dengan Fatma Pasha (Raline Shah). Pertemuan mereka berdua membawa Hanum menuju perjalanan spiritual Islam yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Fatma membawa Hanum mengelilingi Vienna dan memperkenalkan sejarah-sejarah Islam di Eropa. Sampai suatu ketika Rangga mendapatkan kesempatan untuk melakukan konfensi mengenai penelitiannya di Paris.

Pada kesempatan ini, Hanum diperkenalkan dengan Marion Latimer (Dewi Sandra) oleh Fatma. Pada perjalannya di Paris, Hanum kembali menemukan banyak sejarah Islam tak terduga. Semua sejarah yang ia ketahui membawa satu tingkat dirinya tentang Islam. Hanum semakin berniat untuk terus menelusuri Eropa. Menitisari sejarah Islam yang pernah mendunia di Eropa. Baginya, perjalanan spiritualnya akan membawa dirinya semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Tadi adalah sinopsis yang ada pada film 99 Cahaya di Langit Eropa. Bukan pada bukunya ya. Jadi mungkin bagi yang sudah membaca bukunya, akan sedikit merasa aneh.

Film ini sendiri dibintangi banyak artis-artis yang sedang menanjak maupun yang sudah lebih dulu meraih nama. Seperti Acha Septriasa dan Dewi Sandra. Raline Shah dan Abimana Aryastya sendiri pun beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan karir yang lumayan pesat. Tidak hanya mereka berempat, masih ada Marissa Nasution, Nino Fernandez, Alex Abbad, Dian Pelangi dan Fatin Shidqia. Fatin!!?? Iya Fatin. Ntar gue ceritain yg ini.ヽ(  ̄д ̄;)ノ

Harus diakui, penampilan mereka semua menakjubkan. Sulit untuk fasih berdialek bahasa Jerman maupun Prancis. Bahasa Jerman yang dimana kita mendengarnya seperti ia berbicara dengan biji salak yang nyangkut ditenggorokan. Bahasa Prancis dimana seakan membutuhkan banyak sekali liur agar lidah kita tidak keselimpet saat berbicara. Keduanya menurut gue sulit sekali untuk dilafalkan dengan kata-kata. Berbeda dengan bahasa Asia seperi Nihon-go, atau Mandarin yang secara pelafalan masih sedikit lebih mudah. Sedikit. Tapi bagi kesemuanya, memang sangat tak bisa disamakan cara pelafalannya dengan bahasa Inggris. Maka dari itu gue sangat salut dengan mereka yang mampu menghidupi dialek negeri-negeri itu.

Sejujurnya sekali, gue belum baca. Jadi gue tidak bisa membandingkan film ini dengan novelnya. Lagipula, dalam film ini gue menyarankan janganlah kalian menontonnya kalau memang sudah baca novelnya. Kecuali emang karena pengen liat pemandangan Eropanya saja. Karena sejujurnya, film ini masih berlanjut lagi. Jadi akan ada Part 2 dari judul yang sama. Sutradara memutuskan membagi dua bagian agar isi novel tersampaikan sepenuhnya. Memang, di poster gak ada tulisan part 1 atau apa, tapi percayalah sama gue....

Gue sendiri sedikit menyesal menonton ini. Karena di part 1 ini bener-bener gak ada konflik cerita, klimaks, anti klimaks. Seakan kita hanya mengikuti kisah dari karakter utama saja. Ada sih tapi tidak sebanyak pada umunya. Mungkin yang bikin menarik di sini adalah mengenai sejarah yang tak terduga. Gue sendiri sempet meragukan. Beneran gak sih. Ah seriusan? Miapa? Anjir. Yaa macam-macam itu sering terlontarkan oleh gue. Bukan berkat film, tapi jelas karena dalam cerita di bukunya.

Dan sebelum memasuki credit tittle, ditayangin teaser trailer mengenai part 2. Bahkan dari teasernya aja udah kelihatan seru. Bakal ada konflik sana-sini. Bakal ada kejadian serunya. Dan yang pasti mulai terlihat ini semua akan mengarah pada apa. Gue merekomendasikan sekali untuk menonton part 2-nya. Mungkin tidak akan semengecewakan yang part 1.

Gue sangat mendukung perfilman Indonesia. Tapi gue suka benci sama film Indonesia. Karena sering kali banyak logika kecil yang terlewatkan. Kadang terdapat dialog yg tidak masuk akal. Atau ketika karakter melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Sering juga iklan dari sponsor yang tidak pas dalam adegan. Seakan maksa banget. Bahkan sampai Special Performance yang terlihat seperti, entahlah. Terlalu dipaksakan untuk masuk dalam satu scene. Walaupun ada atau tidak hubungannya dengan cerita utama. Di sini yang paling gue perhatiin adalah kehadiran Fatin.

Duh, ya masa di ending cerita karakternya mengucapkan kata-kata mutiara terus semenit kemudian mereka berdua menelusuri jalan setapak menuruni bukit, kemudian ketemu Fatin yang lagi bikin videoklip!! IYA VIDEOKLIP!! (#`д´)ノ
Terus tiba-tiba mereka (karakter utama) shock dan amazed gitu seperti melihat artis besar Indonesia. Oh maan!! Ini Fatin!! Arrrrgghhh (ノಠ益ಠ)ノ彡┻━┻
dan Hanum serta Rangga berkenalan dengan Fatin terus mereka bertiga berbagi nomer handphone..........

Dan lo tau bro? Setelah itu muncul tulisan besar di background hitam 99 Cahaya di Langit Eropa. Alias filmnya kelar!! Waaatt!!??? Jadi Fatin tadi endingnya? Jadi penutupnya Fatin bikin video klip? (; ̄д ̄)

See? This is what I am talking about.

Bandingkan dengan Harry Potter terakhir yang mencoba bikin ending gantung, tapi tetep masuk diakal dan keren. Sampe bisa penonton balik nonton lagi Part-2nya. Lah kalo ini? Apanya yg bikin penasaran sama kisah selanjutnya? Well, at least terbayar dengan munculnya teaser trailer yg tidak berlangsung lama setelah tulisan 99 Cahaya di Langit Eropa yang tadi gue bilang.

Sedikit peringatan, mungkin terlihat part 1 ini membosankan. Tapi tetep ada bagian yang bikin nyesek dan terharu di sebelum bagian Fatin itu muncul. Ya, itu cukup bikin nyesek. Gue sendiri bener-bener merasa jleb-jleb banget. Walaupun gue bukan wanita. Karena gue yakin, bagian yg ini buat wanita itu pasti bakal bikin nyesek banget.

Overall, film ini gue kasih nilai 7.5. Layak ditonton bareng keluarga, sahabat atau pacar. Mungkin bagi kalian yang penasaran mengenai Islam, boleh dicoba. Bagi kalian yang punya dilemma akan harus berhijab atau tidak, yg masih bingung mutusin mau make hijab atau gak, harus banget nonton film ini. Mungkin kalian akan menemukan jawaban dilemma kalian itu. Yahh walau gue bilang nyesel nonton film ini, gue sedikit menyukainya karena belum pernah baca novelnya. Setidaknya dalam film ini, masih ada inti cerita maupun nilai moral kehidupan yang bisa diambil. Dan itu banyak banget. Jadi, impas deh menurut gue.

So, happy watching everyone!  ー( ´ ▽ ` )ノ


Share:

0 comments