Yuk, Putuskan Pacar Masing-Masing
Aaah yuk, buat kamu yang sedang galau dan bersedih hati, mari merapat ke sini. Mari bercerita dan membuka hati bukan bermain hati ataupun saling melukai. Yuk mari melipir kemari untuk merenungi hati, saling berkaca diri dan membuka hati. Tapi jangan terbawa emosi, coba dipahami. Bukan menggurui, namun mari kita saling belajar dan menghargai. Yuk mari melipir kemari bagi kamu yang penasaran sebenaranya ada apa sih ini, namun tulisan ini hanya perlu dibaca untuk kamu yang ingin mengerti. Nah yuk dibaca yuk
Selama beberapa bulan terakhir, saya sering kali membaca tentang hal yang berbau cinta-cintaan. Baik dari cerita romantis asmara khas anak muda, ataupun yang menye-menye menyentuh hati. Tidak jarang membaca tulisan tentang cinta. Dari peringatan dini , pedekate, pusi romantis, quotes, sampai doa. Iya, banyaknya sih tidak sengaja. Blogwalking kemana-mana, web-surfing eh tiba-tiba ketemu yang kayak gituan. Atau macam pula dengar curhatan dari orang, kisah dalam suatu film, cerita di novel, ataupun dalam siaran radio. Entah kenapa, beberapa bulan terakhir sering menyapa diri saya hal-hal itu. Semakin banyak baca semakin bingung sekaligus mengerti.
Nulis inipun karna terinspirasi dari kultwit sahabat saya (@saifihirzaan) yang LoveEdition. Sejujurnya jadi merenung. Walau udah sering mikirin hal yang sama. Lebih baik pacaran atau tidak ya?
Saya sendiri pun sudah menjalani hubungan hampir 3 tahun semenjak SMA. Sahabat saya tau benar pasang-surut, perjalanan dari awal tentang kisah saya. Bahkan seringkali sahabat saya itu menjadi teman bercerita dan tempat meminta saran. Walau untuk pertanyaan yg tadi belum sempat saya tanyakan. Karena teman saya pun sudah memberi opininya tanpa saya tanya duluan.
"Emang pacaran itu jaminan kepemilikan? Berasa kalo pacaran ada surat-suratnya aja :p"
"Bukannya kebanyakan orang suka kepastian ya? Pacaran kan daftar isinya masih kemungkinan semua"
"Nikah jaminan everlasting? Banyak kali yang cerai!" Nah, apalagi pacaran. Lebih ga ada jaminannya, kan?"
Nah cukup dengan kata-kata seperti itu, saya langsung berfikir ulang. Akuin sih, pacaran itu memang hukumnya gak ada. Sejarahnya pun gak ada. Apalagi hadistnya. Jadi, kenapa kita harus pacaran?
Kalo menurut saya sih (bikin teori sendiri alias sotoy wkwkwkw) pacaran itu diambil dari kebudayaan yang macam-macam. Seperti melayu, arab, eropa dan amerika. Nahloh. Kok bisa?
Jadi ceritanya begini,
dahulu, di masyarakat Melayu khususnya, ada budaya memakaikan pacar air
(masyarakat Melayu biasa menyebutnya inai) pada dua orang muda mudi yang
‘ketahuan’ saling tertarik oleh keluarganya. Biasanya sang pemuda mengirimkan
‘sinyal’ tertariknya dengan mengirim ‘tim’ pembaca pantun untuk sang gadis
pujaannya, nah, tim tadi akan berpantun tepat di depan halaman rumah sang
gadis.
... Nah, jika si gadis
menyambut pantun sang pemuda dan keduanya ingin meneruskan hubungan mereka maka
orangtua keduanya memberikan pacar air di tangan keduanya. Inai tersebut
sebagai tanda bahwa keduanya telah memiliki hubungan. Lalu? Nah, ini yang
sebenarnya sangat bertanggung jawab. Inai yang ada di tangan akan hilang selama
tiga bulan dan selama waktu itulah sang pemuda mempersiapkan segala kebutuhan
untuk melamar sang gadis. Jika sampai inai di tangan mereka hilang dan belum
juga ada lamaran atau konfirmasi lebih lanjut maka si gadis berhak untuk
memutuskan hubungan tersebut dan menerima pinangan lelaki lain. Dan jangan
bayangkan selama tiga bulan tersebut mereka berpacaran seperti pacarannya anak
zaman sekarang. Mereka sangat terjaga sebelum pernikahan terjadi.
Nah itukan melayu
yang diadaptasi juga dari arab tuh. Kalo Eropa sama Amerika gimana?
Kalo sering
nonton film barat pasti ngerti banget istilah one-night-stand. Biasanya si
cowok kalo suka sama cewek, dia akan ngampirin cewek tersebut. Terus ajak
kenalan, ngobrol-ngobrol. Kalau si cewek juga tertarik biasanya pembicaraan
akan semakin berjalan ke arah yang lebih intim. Seperti hal-hal pribadi
masing-masing. Biasanya sih sampai berlarut-larut. Dimulai flirting
kecil-kecilan dengan ngobrol yang menjurus, terus first move dengan menggenggam
tangan, terus kemudia kissing, lalu beralih terus ke percumbuan dan akhirnya
berhubungan badan. Kalo emang cowoknya cuman iseng, pagi-pagi udah hilang
kemana. Kalo saling suka biasanya akan berlanjut. Nah di Eropa sejenis
seperti itu. Biasanya pas lagi jamuan makan kerajaan, pesta dansa, ya biasanya
gak jauh-jauh dari sana (inspirasi dari film bilang kayak gini wkwkwkw)
Nah, asal-usulnya
aja macem-macem. Terus definisi pastinya gimana? Gak ada yang tau bro! Banyak
yang bilang sih ini udah dari jaman enyak babe kita dulu. Lah zaman dulu dengan
pertanyaan yg sama kira-kira mereka
bakal bilang gimana? Pasti jawabnya “Ya itu udah dari jaman enyak babe mama papa
dulu nak”. Teruuuuss begitu. Jadi intinya gak ada yang tau pasti. Pacaran cuman
bikinan masyarakat aja. Bukan berasal dari agama, pemikiran seseorang,
penemuan, ataupun kebudayaan murni. Jadi ya asal aja, pokoknya yg kayak gitu namanya
pacaran.
Dalam bahasa
inggris aja emang ada bahasa inggrisnya pacaran? Di FB aja status cuman engaged
(tunangan) atau in relationship (dalam suatu hubungan). Kalo bilang in
relationship itu bilang pacaran salah. Kenapa? Pertemanan itu hubungan.
Persahabatan itu juga hubungan. Bahkan mereka ada bahasanya yaitu Friendship
(Jalinan pertemanan). Kalo In relationship diartiin artinya sedang berhubungan
artinya emang dia lagi menjalin ikatan. Bentuknya apa aja. Jadi gak ada kata
untuk kata pacaran. Sahabat pun ada bahasanya (Best Friend) atau teman terbaik.
Lah, kalo pacar? Girlfriend sama boyfriend itu artinya teman lelaki dan teman
perempuan. Masih ada kata temannya loh. Kalo dating? "Dating" is only used in a romantic sense. Yes, it means that there is a potential for a sexual/romantic
relationship developing.
Jadi lebih mirip
kencan kalo disini. Jalan-jalan, saling mengenal lebih jauh, ngelakuin hal yang
disuka bersama-sama, sama orang yang disuka, alias sama orang yang bikin kita
jatuh hati. Eits, tapi belom sampe tahap pacaran loh. Jangan disamakan loh ya.
Nah, jadi
sebenernya pacaran itu apaan sih? Sama, saya juga gak tahu hahaha.
Nahloh, jadi buat
apa tulisan ini bang -_-
Makanya saya
mencoba mencari asal-asul pacaran, tapi nyatanya emang gak ada yang pasti. Kalo
gitu udah pasti pacaran itu cuman bikinan masyarakat.
Maksudnya?
Banyak maksudnya.
Ada yang bermaksud supaya gadis pujaan hatinya tidak direbut, makanya iya
secara tidak langsung menyatakan bahwa dirinya adalah miliknya dengan cara
berpacaran. Ada juga yang bermaksud untuk menghalalkan kontak fisik. Yaiyalah
sekarang cowok tengsin juga kali kalo mau megang tangan cewek kalo gak ada status
apa-apa, dikira mau nyabulin yang ada ya -_- Ada juga yang bermaksud untuk
mencari-cari jodoh dengan mengandalkan quotes “Jodoh emang gak kemana, tapi
kalo gak tau jodoh itu dimana, kita juga gak bakal nemu” Makanya dia pacaran,
biar tau dia ini jodoh saya bukan sih.
Ataupun biasanya sih alasan-alasan yang terselubung menyerempet ke
ngeles ngeles bajaj wkwkwkw.
Bersambung.....
1 comments
Terima kasih :)
ReplyDelete