"Sebutkan apa saja permintaan kalian semua" "saya ingin ibukota negara republik Indonesia dipindah ke papua sana. Masih indah pemandangannya di sana. Sejuk dan tidak banjir maupun macet seperti jakarta sekarang ini lah!" "........................................."
8 pemuda dengan latar belakang kehidupan yang berbeda bertemu dalam suatu kondisi yang tidak biasa. Saat kedelapan delapannya ternyata melakukan aksi perampokan pada sebuah bank yang sama. Kedelapan pemuda tersebut terbagi menjadi tiga kelompok yang memiliki idealisme tersendiri untuk merampok bank tersebut. Namun, demi kesukseskan perampokan bank, mereka bertiga akhirnya bekerja sama untuk bisa kabur membawa hasil rampokan tersebut dengan selamat sentosa.
Baru kali ini gue nulis sinopsis pendek..... Tak apa, kebetulan gue lagi gak enak badan, dan kebetulan film ini banyak twistnya, jadi kalo gue tulis di sinopsis akan ngancurin twist itu. Gak mau kan? huehuehue.
Satu kalimat komentar awal gue untuk film ini. Ini film, gokil abis!
Kenapa?
Gue baru kali ini ngeliat film Indonesia dengan gaya yang kayak gini. Jarang-jarang banget film Indonesia bisa seunik ini. Belum lagi, comedy-action merupakan salah satu genre yang rada rumit. Lo harus bisa lucu disaat lo harus tampil gahar dan oke. Sukses para pemain di film ini membawa suasana baku tembak menjadi terlihat seru, aksi perampokan yang 'terlihat' menegangkan, namun kita masih bisa ketawa-tawa sampe ayan. Gue jamin, rahang lo bakal pegel.
Film ini banyak banget bintang entertaiment tanah air. Dari yang tukang cari sensasi (Nikita Mirzani), yang sering dibully di kaskus dan forum lain (CJr) sampe yang paling disenengi karena legenda acara komedinya dulu (Om Indro). Film ini juga dimeriahkan oleh para komik dari acara SUCI. Ada Mongol Stres, Mudy Taylor, Ernest Prakasa, Kemal Palevi, Bintang Timur, Babe Cabiita, Fico Fachriza, Arie Kriting. Bahkan si Pandji juga ikutan nongol. Eits belom abis! Masih ada Nirina Zubir, Jeremy Teti, Kiki Fatmala, Agus Kuncoro, Joe P Project, Cak Lontong,
Henky Solaiman, Laila Sari, Agung Hercules, Ence Bagus, Ge Pamungkas, dan Candil.
Fokus cerita tetep ke para komik. Serta Nirina, Pandji, Nikita, dan Om Indro. Sisanya, ya cameo doank. Nongol paling satu-dua scene. Sedikit deh yang jelas. Tapi kemunculan cameo ini gak cuman nongol terus ilang. Setiap adegan yang memunculkan cameo itu selalu berkesan. Kayak pas adegan munculnya Kiki Fatmala. Walaupun cameo, kita masih bisa tercengang! (gara-gara seksi abis wakakaka) Intinya setelah keluar studio kita masih inget si cameo tadi perannya apaan.
Dari segi ceritanya, gue rasa terlalu keliatan banget sang penulis naskah maupun sutradara terinspirasi dari film The Dark Knight. Jadi kesannya copy-cat banget. Tapi emang gak sama-sama persis. Tapi ya begitu deh huehue. Yang apal TDK dan ngefans pasti berpikiran yang sama. Gue agak sangat menyayangkan sih. Twist cerita juga terlalu berkesan dipaksakan. Twist emang gak sekali, namun ada satu yang menurut gue jadi kayak maksain cerita banget. Seharusnya twist itu bisa dibikin lebih alus lagi. Dibikin alternatifnya. Gak kayak harus begitu. Tapi, entah kenapa, gue berprasangka kalau twist yang itu untuk nyindir acara-acara hipnotis gak jelas yang lagi marak di tv (ups!)
Iya! Di film ini, emang banyak banget line yang nyindir dunia politik maupun hiburan. Salah satunya yang gue tulis tadi. Beberapa yang lo denger di trailernya. Ternyata, para komik ini yang ngeimprov sendiri line mereka. Jadi, gak sepenuhnya dari naskah. Gue rasa para komik ini emang bakat banget buat main di ranah hiburan perfilman. Di Comic 8 akting mereka ngalir aja, berasa kayak bukan film pertama mereka.
Dari segi comedy jangan diragukan. Nah masalahnya ini adalah bagian actionnya. Ini dia nih. Selalu film Indonesia punya trouble di sini (kecuali The Raid of course!). Entah kerena males ngeluarin duit biar maksimal atau takut kecelakaan jadi terseret hukum. Action di Comic 8 kurang maksimal banget. Adegan kebut-kebutan (kejar-kejaran) bahkan terkesan editan banget. Bahkan ledakan granat, efek animasi ledakannya!?? Yaoloh, berasa nonton acara silat di Indosiar. Paling adegan tembak-tembakan doank yang diacungin jempol. Tapi ada beberapa efek pengembilan (slo-mo) yang karena kebanyakan atau keseringan jadi terkesan annoying banget. Berlebihan deh. Dalam 10 detik bisa sampe ada 2-3 adegan slo-mo nya. Errggh banget. Ledakan yang asli ledakan cuman 2 kalo mata gue gak salah sih. Tapi keliatan banget cutscene-nya. Absurd abis.
Kalo lo nyari actionnya, siap-siap kecewa deh. Tapi kalo lo mau humornya, lo bakal sumringah keluar studio. Gue merekomendasikan Comic 8 buat lo tonton di bioskop. Kapan lagi film Indo ada yang bagus? Jarang-jarang kan? Daripada nungguin tayang di tv, keburu basi! Boleh nonton bareng keluarga lo tapi siap-siap awkward pas adegan tetenya Nikita Mirzani kena recoil dan di slo-mo. Bareng pacar boleh, bareng sahabat pasti lebih seru lagi.
Gue kasih nilai 7.4 buat film ini. Kecewa berat sama action-nya tapi terpuaskan comedynya. Salut sama para komik yang membawa film ini jadi sangat hidup. Cameonya kebanyakan! Untungnya certianya masih bisa fokus. Kalo gak kan bahaya. Cerita sepertigaempat orisinil (yg gue ngeh) but it's okay.
Comic 8 gue nyatakan film wajib tonton bulan ini! Happy watchin everyone ^^