Langit-Langit
Pagiku terusik dengan suara bising mesin mobil mercedes tua di luar kosan. Ah, siapa sih yang harus pergi ke kantor pagi-pagi jam segini. Ini hari minggu tauk. Harusnya tenang, tentram, bangun siang, bermanja ria di kamar. Aku menggerutu kesal. Tentu saja, hari minggu adalah hari langka dalam seminggu.
Hanya ada satu hari kosong diantara tujuh yang kau punya dalam seminggu. Hari di mana terbebas dari penat, deadline, kesibukan, kertas, komputer, dan termasuk suara bising mesing mobil yang menderu di pagi hari. Memang takdir kalau minggu pagi ku harus dimulai dengan polusi suara. Hey, bisakah kau matikan mesin mobil tua mu itu kawan!?
Errggh, tak tahan, aku pergi keluar menuju balkon. Melihat siapa gerangan yang cukup bodoh mengusik orang yang sedang terkantuk-kantuk. Khususnya ia yang belum menyetuh kopi paginya.
Ternyata aku tak sendiri. Para penghuni kos lain sudah bersiaga di atas balkon dan dibawah, tepat depan pintu masuk. Beberapa berada di perkarangan. Hahahaha. Rasakan kau! Peraturan mendasar di kos sini adalah "Jangan Pernah Mengusik Pagi Seseorang". Ya betul. Karena pagi hari adalah waktu sakral bagi semua. Waktu dimana segala privasi kami masih utuh belum tersentuh. Menyiapkan diri dan semangat untuk beraktivitas sehari penuh. Menikmati kesendirian untuk mengusir jenuh. Pagi adalah awal. Langkah pertama sebelum melangkah mengarungi penuh suatu hari. Dimanapun kapanpun, langkah awal yang menetukan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kalau dimulai dengan buruk? Maka celakalah kita para pekerja buruh waktu, bisa sulit mengikuti yang sudah berjalan dahulu.
Heeeeeeehhhhhhhhhh!!!
Apakah mereka sudah menghajar orang bodoh tersebut? Aku mencoba mengintip dianta sesak orang di ujung balkon.
Heeeeeeehhhhhhhhhh!!!
Aku tak percaya yang aku lihat! Ini seperti mimpi saja. Hei tolong bangunkan aku siapa saja. Katakanlah ini bukan mimpi!
Mungkin, kalau aku memenjamkan mata dan berhitung sampai tiga, aku tahu ini bukan mimpi belaka. Baiklah!
1
2
3
Dia melambai.
Aaah~~
Yang kuingat langit-langit lantai dua adalah pemandangan terakhirku.
Hanya ada satu hari kosong diantara tujuh yang kau punya dalam seminggu. Hari di mana terbebas dari penat, deadline, kesibukan, kertas, komputer, dan termasuk suara bising mesing mobil yang menderu di pagi hari. Memang takdir kalau minggu pagi ku harus dimulai dengan polusi suara. Hey, bisakah kau matikan mesin mobil tua mu itu kawan!?
Errggh, tak tahan, aku pergi keluar menuju balkon. Melihat siapa gerangan yang cukup bodoh mengusik orang yang sedang terkantuk-kantuk. Khususnya ia yang belum menyetuh kopi paginya.
Ternyata aku tak sendiri. Para penghuni kos lain sudah bersiaga di atas balkon dan dibawah, tepat depan pintu masuk. Beberapa berada di perkarangan. Hahahaha. Rasakan kau! Peraturan mendasar di kos sini adalah "Jangan Pernah Mengusik Pagi Seseorang". Ya betul. Karena pagi hari adalah waktu sakral bagi semua. Waktu dimana segala privasi kami masih utuh belum tersentuh. Menyiapkan diri dan semangat untuk beraktivitas sehari penuh. Menikmati kesendirian untuk mengusir jenuh. Pagi adalah awal. Langkah pertama sebelum melangkah mengarungi penuh suatu hari. Dimanapun kapanpun, langkah awal yang menetukan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kalau dimulai dengan buruk? Maka celakalah kita para pekerja buruh waktu, bisa sulit mengikuti yang sudah berjalan dahulu.
Heeeeeeehhhhhhhhhh!!!
Apakah mereka sudah menghajar orang bodoh tersebut? Aku mencoba mengintip dianta sesak orang di ujung balkon.
Heeeeeeehhhhhhhhhh!!!
Aku tak percaya yang aku lihat! Ini seperti mimpi saja. Hei tolong bangunkan aku siapa saja. Katakanlah ini bukan mimpi!
Mungkin, kalau aku memenjamkan mata dan berhitung sampai tiga, aku tahu ini bukan mimpi belaka. Baiklah!
1
2
3
Dia melambai.
Aaah~~
Yang kuingat langit-langit lantai dua adalah pemandangan terakhirku.
0 comments