"Rumah"
Alirnya bagai sungai yang mendamba samudera
Ku tahu pasti kemana kan ku bermuara
Semoga ada waktu sayangku -Firasat
Setahun menuntut ilmu di kota orang, selalu membuat diriku terasa jauh dari rumah secara fisik. Di antara waktu yang terlewati selalu tersempil keinginan untuk selalu pulang. Kadang juga terasa iri sama rekan teman merantau yang rumahnya terbilang tidak sejauh diriku yang bisa ya setidaknya sebulan atau dua bulan bisa pulang. Saya saja satu semester bisa tiga kali pulang sujud syukur. Namun disadari, sebanyak apapun waktu yang dilewati saat jauh dari rumah, senyaman apapun diri kita dengan situasi tersebut, sejauh dan selama apapun berjalan, kita akan selalu kembali ke 'rumah' Ke tempat kita merasa bahwa di sinilah diri kita terasa utuh. Tempat dimana kita merasa jiwa kita bisa tenang dan damai. Seakan duka dan lara sembuh hanya dengan kita berada di 'rumah' saja.
Sama halnya dengan 'rumah' tersebut. Seburuk-buruknya fisik 'rumah' tersebut menurut orang lain, namun bagi kita, disitulah jiwa kita bisa berdamai dengan keadaan dan waktu.
Selama setahun, selalu ada alasan saya ingin segera pulang. Orang tua, kamar atau dirinya. Ya, terutama yang terakhir.
Selalu ingin menyampaikan yang tak tersampaikan, membayar hutang pertemuan, membalas jawaban yang tertunda, ataupun memperjelas keraguan yang melanda.
Sama halnya 'rumah'. Ia salah satu alasan. Dan tempat dimana diri ini terasa utuh. Seakan bisa berdamai dengan keadaan dan deru sewaktu dulu. Menunggu waktu dan berharap ia segera berlalu agar kita selalu bertemu. Iya, ia salah satu 'rumah' yang selalu ingin membawa diri saya pulang ke sana.
Seakan sungai yang tau kemana akan bermuara. Aku akan pasti menuju ke sana. Tunggulah sayangku.
Ku tahu pasti kemana kan ku bermuara
Semoga ada waktu sayangku -Firasat
Setahun menuntut ilmu di kota orang, selalu membuat diriku terasa jauh dari rumah secara fisik. Di antara waktu yang terlewati selalu tersempil keinginan untuk selalu pulang. Kadang juga terasa iri sama rekan teman merantau yang rumahnya terbilang tidak sejauh diriku yang bisa ya setidaknya sebulan atau dua bulan bisa pulang. Saya saja satu semester bisa tiga kali pulang sujud syukur. Namun disadari, sebanyak apapun waktu yang dilewati saat jauh dari rumah, senyaman apapun diri kita dengan situasi tersebut, sejauh dan selama apapun berjalan, kita akan selalu kembali ke 'rumah' Ke tempat kita merasa bahwa di sinilah diri kita terasa utuh. Tempat dimana kita merasa jiwa kita bisa tenang dan damai. Seakan duka dan lara sembuh hanya dengan kita berada di 'rumah' saja.
Sama halnya dengan 'rumah' tersebut. Seburuk-buruknya fisik 'rumah' tersebut menurut orang lain, namun bagi kita, disitulah jiwa kita bisa berdamai dengan keadaan dan waktu.
Selama setahun, selalu ada alasan saya ingin segera pulang. Orang tua, kamar atau dirinya. Ya, terutama yang terakhir.
Selalu ingin menyampaikan yang tak tersampaikan, membayar hutang pertemuan, membalas jawaban yang tertunda, ataupun memperjelas keraguan yang melanda.
Sama halnya 'rumah'. Ia salah satu alasan. Dan tempat dimana diri ini terasa utuh. Seakan bisa berdamai dengan keadaan dan deru sewaktu dulu. Menunggu waktu dan berharap ia segera berlalu agar kita selalu bertemu. Iya, ia salah satu 'rumah' yang selalu ingin membawa diri saya pulang ke sana.
Seakan sungai yang tau kemana akan bermuara. Aku akan pasti menuju ke sana. Tunggulah sayangku.
0 comments