Dialog Dini Hari
Seringkali pertanyaan itu muncul begitu saja. Malam, pagi, sore atau siang mereka bermunculan di kepalaku. Entah apa maksudnya. Kadang, dipikirin sampai pusing pun tetap tidak tahu apa jawabnya. Namun mereka terus memaksa. Walaupun ditahan, entah bagaimana caranya mereka menelusup dalam pikiranku. Semakin sering mereka datang, semakin aku tidak tahu apa jawabnya.
Rasanyapun percuma untuk lari. Sekalipun sudah berada di tempat yang jauh, lagi-lagi mereka ada. Menghantuiku sampai aku bingung apa yang harus kukatakan pada mereka. Bagi mereka, jawaban tidak tahu hanyalah pengalihan. Tidak tahu hanyalah alasan belaka. Mereka memaksa dan berkata bahwa aku tau apa. Namun apa? Aku tidak mengerti.
Siapa diriku? Apa tujuanku hidup?
Mungkin bukan aku seorang yang seperti ini. Seseorang di tempat lain, di masa lain mereka pasti pernah dihantui pertanyaan yang sama. Mungkin beberapa benar-benar tahu. Sebagian kalah dalam pertanyaan itu dan hidup tak menentu. Sebagian lagi acuh tak acuh.
Lupakan? Ah, tentu saja tidak semudah itu. Dihantui bertahun-tahun, sudah bagai makanan sehari-hari ku pertanyaan itu. Bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari pun masih gak tahu. Keterlaluan sekali bukan.
Bagaimana denganmu? Apakah mereka pernah datang menghatuimu? Ah semoga saja tidak. Atau pun iya semoga kamu lekas mendapatkan jawabnya. Bagi kamu yang belum, persiapkanlah jawabnya. Jangan seperti diriku. Terkatung-katung dalam jawaban yang sama dan tidak menghasilkan apapun.
Beberapa pertanyaan lain pun sering bermunculan. Kenapa kita diciptakan? Kenapa manusia itu harus ada? Apa tujuan dari penciptaan mereka?
Bukankah manusia itu egois? Bukankah mereka bodoh? Bukankah mereka lemah?
Ah, tidak percaya?
Siapa yang menciptakan perang? Apakah tuhan? Kitab manapun selalu mengatakan yang baik-baik. Tidak ada perang atau saling melukai. Seluruh agama mengajarkan hiduplah dengan sebaik-baiknya. Lindungi sesamanya dan saling mencintai. Apakah mungkin tuhan menyuruh manusia melukai sesamanya? Membunuh, menghancurkan harapan meruska dunia. Apa iya? Dengan begitu terjawab sudah. Tuhan hanya sedang bosan. Tuhan menciptakan manusia dengan maksud mendapatkan hiburan. Apa kah Tuhan yang diagungkan akan benar-benar bertindak sedemikian rupa?
. "Manusia adalaih virus terjahat bumi" -Partikel
Jadi kenapa Tuhan menciptakan manusia yang akan merusak ciptaan Tuhan lainnya seperti bumi ini?
Siapa kita? Apa tujuan hidup kita?
Pertanyaan itu hanya segelintir aksara. Namun besar maknanya. Akupun hampir menyerah. Berusaha mencari kesana-kemari. Sulit. Berpangku dan berserah diri pada Tuhan tentu tak cukup. Cucuran keringat dan darah adalah pengorbanan pasti dalam menjawab hal ini.
Tidak percaya?
Lalu kenapa perang itu ada?
Bukankah mereka berselisih pendapat atas pencarian jawaban mereka pada pertanyaan sama?
Siapa diriku? Apa tujuan hidupku?
Rasanyapun percuma untuk lari. Sekalipun sudah berada di tempat yang jauh, lagi-lagi mereka ada. Menghantuiku sampai aku bingung apa yang harus kukatakan pada mereka. Bagi mereka, jawaban tidak tahu hanyalah pengalihan. Tidak tahu hanyalah alasan belaka. Mereka memaksa dan berkata bahwa aku tau apa. Namun apa? Aku tidak mengerti.
Siapa diriku? Apa tujuanku hidup?
Mungkin bukan aku seorang yang seperti ini. Seseorang di tempat lain, di masa lain mereka pasti pernah dihantui pertanyaan yang sama. Mungkin beberapa benar-benar tahu. Sebagian kalah dalam pertanyaan itu dan hidup tak menentu. Sebagian lagi acuh tak acuh.
Lupakan? Ah, tentu saja tidak semudah itu. Dihantui bertahun-tahun, sudah bagai makanan sehari-hari ku pertanyaan itu. Bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari pun masih gak tahu. Keterlaluan sekali bukan.
Bagaimana denganmu? Apakah mereka pernah datang menghatuimu? Ah semoga saja tidak. Atau pun iya semoga kamu lekas mendapatkan jawabnya. Bagi kamu yang belum, persiapkanlah jawabnya. Jangan seperti diriku. Terkatung-katung dalam jawaban yang sama dan tidak menghasilkan apapun.
Beberapa pertanyaan lain pun sering bermunculan. Kenapa kita diciptakan? Kenapa manusia itu harus ada? Apa tujuan dari penciptaan mereka?
Bukankah manusia itu egois? Bukankah mereka bodoh? Bukankah mereka lemah?
Ah, tidak percaya?
Siapa yang menciptakan perang? Apakah tuhan? Kitab manapun selalu mengatakan yang baik-baik. Tidak ada perang atau saling melukai. Seluruh agama mengajarkan hiduplah dengan sebaik-baiknya. Lindungi sesamanya dan saling mencintai. Apakah mungkin tuhan menyuruh manusia melukai sesamanya? Membunuh, menghancurkan harapan meruska dunia. Apa iya? Dengan begitu terjawab sudah. Tuhan hanya sedang bosan. Tuhan menciptakan manusia dengan maksud mendapatkan hiburan. Apa kah Tuhan yang diagungkan akan benar-benar bertindak sedemikian rupa?
. "Manusia adalaih virus terjahat bumi" -Partikel
Jadi kenapa Tuhan menciptakan manusia yang akan merusak ciptaan Tuhan lainnya seperti bumi ini?
Siapa kita? Apa tujuan hidup kita?
Pertanyaan itu hanya segelintir aksara. Namun besar maknanya. Akupun hampir menyerah. Berusaha mencari kesana-kemari. Sulit. Berpangku dan berserah diri pada Tuhan tentu tak cukup. Cucuran keringat dan darah adalah pengorbanan pasti dalam menjawab hal ini.
Tidak percaya?
Lalu kenapa perang itu ada?
Bukankah mereka berselisih pendapat atas pencarian jawaban mereka pada pertanyaan sama?
Siapa diriku? Apa tujuan hidupku?
0 comments