Love Never Dies
First thing I would like to say, umm. I am sorry. Yeah, really sorry cause my last post wasn't good. And I am not proud with that. So, really sorry guys....
And second thing, I think, I am kind in love with someone...
And the lucky one, oh I think she is not luck at all, or I must say she is in bad luck, that person iiisssss eenngg ingg eengggggg!!
Jennifer Lawrence!! Yeaaahhh booyyy wuhuuu.
Oke, sebelum sampe ke bagian Jennifer Lawrence, ehem, kembali ke topik kita, Yep bisa dibaca sendiri "Love Never Dies". NOO I AM NOT KIND OF BEING SUCH AN EMO OR ELSE. But, it's true. Siapa sih yang gak pernah jatuh cinta? Even being a gay or lesbian or something else you have to fall in love and interests before you doing more. Atau yang paling sering jatuh cinta pada pandangan pertama, or what else buat yeah, everybody loves to fallin in love.
Oh well, masih bingung? Baiklah, siapa sih yang gak suka dengan "Romance Thingy"? Mention it! Ftv, film, drama korea, novel, sinetron, lagu. Semua pasti banyak yang berbau romance kan? Dan hampir semua menyukainya! Coba, siapa yang gak tau novel Perahu Kertas? Kambing Jantan? 5cm? Negeri 5 Menara? Oh YES! THEY HAVE ROMANCE IN THERE!
Acara tv? Sebut aja Malam Minggu Miko? (btw yang episode terakhir itu adalah the best of the best menurut gue. Unyuu banget kata-katanya sumpah!!)
How I Met Your Mother? Big Bang Theory? Walking Dead? (even Walking Dead have it dude)
Film? You mention it! Titanic? Up? Toy Story? Django Unchained? Avatar? Inception? The Last Samurai? Oh YEAH THERE! THEY HAVE IT TOO!
Lagu? Oh mannnn! Ini banyak banget dan gak mungkin gue sebutin satu-satu. BUT YEAAH THERE'S EVEN A BUNCH OF IT!!
Gue tau, banyak yang bilang "ah cinta mulu, boseeeeenn" atau "apasiihh, galau amat sampe nulis beginian" atau juga "duh, klasik banget, cinta ini lah itulah" ataupun juga "you're so gaaayy"
but admit dammit! You're not exist until your parents making love. No I am not trying to be such a porny guy, or nasty. But, making love sendiri berartikan membuat cinta. Membuat yang tersayang (hal tersimple yang bisa gue artika secara harfiah), ya kita ini. Bukan in other word fu*ked or laid or anything. And of course we have to make it! Coba bayangin, lo gak bakal punya pacar kalo cowok lo dulu gak ngajak kenalan. Gak akan jadian kalo gak pedekate. Dan lebih gak mungkin jadilan kalo keduanya gak saling bilang 'I Love You' to each other. So admit it! Love emang hal yang klasikal, dan kita sendiri hidup di dalam dan sekitarnya. You have no way to run. Jadi, jalanin aja. Jangan pernah jengah sama satu hal ini. Karna ini manusiawi. Atau mungkin lo udah bukan manusia? Oh, you're the worst, man. Cause I have a better one. So read it!
NO! HELL NO! WE HAVE TO ADMIT IT, Romance adalah salah satu hal yang paling laku dan paling disenangi seluruh manusia. Selain karna paling menguntung (red: ngasilin duit banyak) tapi gak sedikit jua menjadi tempat pelarian dari kisah pericintaan asli mereka di kehidupan nyata. Kadang kita lelah berada di realita dan membutuhkan pelarian agar kita tahu bahwa masih ada sesuatu yang baik dan indah di sana. Itulah gunanya fairytales buat anak kecil. Tidak jarang juga kita menjadikan pelarian itu karna kita tidak bisa menggapainya, hanya bisa di mimpi semata Namun dengan adanya film, novel, lagu kita jadi bisa merasakan. Seakan-akan kitalah yang menjadi bintangnya. Kitalah yang ada di sana. Dan tidak jarang juga, menjadi tempat pelarian dan berkata "Anjir, ini gue banget!"
Lagipula siapa yang tidak senang atau tidak ingin untuk jatuh cinta dan menjadi lebih hidup?
Tidak terkecuali Zombies. Whaaattt??
Yeah, setidaknya itulah yang yang diceritakan di film yang baru gue aja tonton.
Warm Bodies (http://www.imdb.com/title/tt1588173/?ref_=sr_1)
Secara garis besar ini berisi romantisme. Cuman, dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang Zombie.
Kita selalu digambarkan zombie adalah makhluk yang tidak punya akal dan selalu dipenuhi hawa nafsu makan yang besar. Apapun dimakan kecuali rumput tentunya, dan seringkali manusia lah yang jadi korban. Dan kemudia korban itu akan menjadi zombie baru. Akhirnya mulai terbentuklah Zombie Apocalypse.
"They lurch. They snarl. They sniff the air for the scent of human flesh. They pounce and gnaw. They pound windows and doors, and express frustration when confronted with 10-foot-high cyclone fences. And then they get shot in the head and die" (rogerebert.suntimes.com/apps/pbcs.dll/article?AID=/20130130/REVIEWS/130139997)
Namun di film ini, diceritakan apa isi pikiran mereka. Zombie, terutama si tokoh utama "R" (obviously he can't remember his own name) mencoba mengartikan siapa dirinya. R mencoba untuk mengisi hatinya. Karna selama ini dia menjadi zombie, tak ada kenangan yang bisa dia ingat. Dia hanya merasakan kosong pada dirinya. Tapi dia sedikit demi sedikit berubah setelah bertemu Jullie. Dan mencoba memanusiakan dirinya. Atau lebih tepatnya perlahan ingatanya akan human being kembali muncul. Secara fisik, maupun rohani.
"Unable to recall even his full first name (he's pretty sure it begins with the letter R), the kid knows he's a zombie and doesn't deny his hunger for living human flesh — but there are still traces of a real person inside. He spends his days lurching about an airport where he imagines the previous lives of his fellow zombies, listens to music in the grounded airplane he's converted into something of a condo and establishes the beginnings of a bond with M (Rob Corddry in a scene-stealing performance), who also seems to have more than a trace of his former humanity still lurking deep within.(rogerebert.suntimes.com/apps/pbcs.dll/article?AID=/20130130/REVIEWS/130139997)
Lucunya di film ini, kita dibawa menuju alam pikiran zombie. Mencoba melihat zombie dari dalam, gak cuman dari luar aja. Dan wow, ternyata mereka merasakan hampa yang sama ketika manusia ditinggalkan yang tercinta. Dan gue rasa zombie mencintai kenangan pribadinya. Karna apa rasanya jika hidup tapi tak ada satupun yang bisa kita kenang nanti? Mungkin kayak film 50 First Date, ngulangin kebiasaan ituuuuu terus. Ya begitulah. Membosankan. Dan menurut R apa gunanya terus hidup jika melakukan hal yang sama terus menerus tiada henti? Tapi tentu saja dia gak nyerah. R mencoba ngisi kekosongan hatinya dengan mengumpulkan barang dan makan otak manusia. Karna dengan makan otak manusia dia bisa melihat kenangan si manusia yang dia makan. Dan dia seperti melihat sebuah sinema dalam pikiranya. Hal itu pun yang gue rasa di menjadi rasionalis dan merasa lebih manusia (hidup) walaupun dia zombie(mati).
Dan ya, Love Never Dies! Zombie dipercaya adalah mayat berjalan, hanya tubuh tanpa jiwa didalamnya, but seorang zombie pun bisa jatuh cinta! Dan karna perasaan yang dialaminya itulah R bisa sembuh menjadi manusia.
“We will cry and bleed and lust and love, and we will cure death. We will be the cure. Because we want it.”
― Isaac Marion, Warm Bodies
Karna cinta sendiri adalah kebutuhan dasar manusia serta hal sederhana yang bisa dimengerti dengan perasaan. Mungkin karna perasaan itu R bisa membangkitkan kenangan ketika dia menjadi manusia. Seperti rasa rindu, berani, empati, dan sedih. And of course ini semua karna R terus tanpa henti mencoba menjadi lebih manusiawi. Menginginkan dirinya lebih dari sebatas daging yang berjalan. Dengan perasaan kuat yang dia yakini pada Jullie, rasa ingin mencintainya dan ingin menjadi yang sepantasnya untuk dia. Perasaan cinta itu tumbuh dan semakin kuat, membuat dia kembali selayakanya manusia yang ingin mencintai dan dicintai..
Loving, is making us more human. Loving is kind of living. You can't living without loving something. Your job, hobbies, pet, or someone. You need love to live. And if you don't? You're so much worse than zombie.
So? Nailed it!!
And second thing, I think, I am kind in love with someone...
And the lucky one, oh I think she is not luck at all, or I must say she is in bad luck, that person iiisssss eenngg ingg eengggggg!!
Jennifer Lawrence!! Yeaaahhh booyyy wuhuuu.
Oke, sebelum sampe ke bagian Jennifer Lawrence, ehem, kembali ke topik kita, Yep bisa dibaca sendiri "Love Never Dies". NOO I AM NOT KIND OF BEING SUCH AN EMO OR ELSE. But, it's true. Siapa sih yang gak pernah jatuh cinta? Even being a gay or lesbian or something else you have to fall in love and interests before you doing more. Atau yang paling sering jatuh cinta pada pandangan pertama, or what else buat yeah, everybody loves to fallin in love.
Oh well, masih bingung? Baiklah, siapa sih yang gak suka dengan "Romance Thingy"? Mention it! Ftv, film, drama korea, novel, sinetron, lagu. Semua pasti banyak yang berbau romance kan? Dan hampir semua menyukainya! Coba, siapa yang gak tau novel Perahu Kertas? Kambing Jantan? 5cm? Negeri 5 Menara? Oh YES! THEY HAVE ROMANCE IN THERE!
Acara tv? Sebut aja Malam Minggu Miko? (btw yang episode terakhir itu adalah the best of the best menurut gue. Unyuu banget kata-katanya sumpah!!)
How I Met Your Mother? Big Bang Theory? Walking Dead? (even Walking Dead have it dude)
Film? You mention it! Titanic? Up? Toy Story? Django Unchained? Avatar? Inception? The Last Samurai? Oh YEAH THERE! THEY HAVE IT TOO!
Lagu? Oh mannnn! Ini banyak banget dan gak mungkin gue sebutin satu-satu. BUT YEAAH THERE'S EVEN A BUNCH OF IT!!
Gue tau, banyak yang bilang "ah cinta mulu, boseeeeenn" atau "apasiihh, galau amat sampe nulis beginian" atau juga "duh, klasik banget, cinta ini lah itulah" ataupun juga "you're so gaaayy"
but admit dammit! You're not exist until your parents making love. No I am not trying to be such a porny guy, or nasty. But, making love sendiri berartikan membuat cinta. Membuat yang tersayang (hal tersimple yang bisa gue artika secara harfiah), ya kita ini. Bukan in other word fu*ked or laid or anything. And of course we have to make it! Coba bayangin, lo gak bakal punya pacar kalo cowok lo dulu gak ngajak kenalan. Gak akan jadian kalo gak pedekate. Dan lebih gak mungkin jadilan kalo keduanya gak saling bilang 'I Love You' to each other. So admit it! Love emang hal yang klasikal, dan kita sendiri hidup di dalam dan sekitarnya. You have no way to run. Jadi, jalanin aja. Jangan pernah jengah sama satu hal ini. Karna ini manusiawi. Atau mungkin lo udah bukan manusia? Oh, you're the worst, man. Cause I have a better one. So read it!
NO! HELL NO! WE HAVE TO ADMIT IT, Romance adalah salah satu hal yang paling laku dan paling disenangi seluruh manusia. Selain karna paling menguntung (red: ngasilin duit banyak) tapi gak sedikit jua menjadi tempat pelarian dari kisah pericintaan asli mereka di kehidupan nyata. Kadang kita lelah berada di realita dan membutuhkan pelarian agar kita tahu bahwa masih ada sesuatu yang baik dan indah di sana. Itulah gunanya fairytales buat anak kecil. Tidak jarang juga kita menjadikan pelarian itu karna kita tidak bisa menggapainya, hanya bisa di mimpi semata Namun dengan adanya film, novel, lagu kita jadi bisa merasakan. Seakan-akan kitalah yang menjadi bintangnya. Kitalah yang ada di sana. Dan tidak jarang juga, menjadi tempat pelarian dan berkata "Anjir, ini gue banget!"
Lagipula siapa yang tidak senang atau tidak ingin untuk jatuh cinta dan menjadi lebih hidup?
Tidak terkecuali Zombies. Whaaattt??
Yeah, setidaknya itulah yang yang diceritakan di film yang baru gue aja tonton.
Warm Bodies (http://www.imdb.com/title/tt1588173/?ref_=sr_1)
Secara garis besar ini berisi romantisme. Cuman, dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang Zombie.
Kita selalu digambarkan zombie adalah makhluk yang tidak punya akal dan selalu dipenuhi hawa nafsu makan yang besar. Apapun dimakan kecuali rumput tentunya, dan seringkali manusia lah yang jadi korban. Dan kemudia korban itu akan menjadi zombie baru. Akhirnya mulai terbentuklah Zombie Apocalypse.
"They lurch. They snarl. They sniff the air for the scent of human flesh. They pounce and gnaw. They pound windows and doors, and express frustration when confronted with 10-foot-high cyclone fences. And then they get shot in the head and die" (rogerebert.suntimes.com/apps/pbcs.dll/article?AID=/20130130/REVIEWS/130139997)
Namun di film ini, diceritakan apa isi pikiran mereka. Zombie, terutama si tokoh utama "R" (obviously he can't remember his own name) mencoba mengartikan siapa dirinya. R mencoba untuk mengisi hatinya. Karna selama ini dia menjadi zombie, tak ada kenangan yang bisa dia ingat. Dia hanya merasakan kosong pada dirinya. Tapi dia sedikit demi sedikit berubah setelah bertemu Jullie. Dan mencoba memanusiakan dirinya. Atau lebih tepatnya perlahan ingatanya akan human being kembali muncul. Secara fisik, maupun rohani.
"Unable to recall even his full first name (he's pretty sure it begins with the letter R), the kid knows he's a zombie and doesn't deny his hunger for living human flesh — but there are still traces of a real person inside. He spends his days lurching about an airport where he imagines the previous lives of his fellow zombies, listens to music in the grounded airplane he's converted into something of a condo and establishes the beginnings of a bond with M (Rob Corddry in a scene-stealing performance), who also seems to have more than a trace of his former humanity still lurking deep within.(rogerebert.suntimes.com/apps/pbcs.dll/article?AID=/20130130/REVIEWS/130139997)
Lucunya di film ini, kita dibawa menuju alam pikiran zombie. Mencoba melihat zombie dari dalam, gak cuman dari luar aja. Dan wow, ternyata mereka merasakan hampa yang sama ketika manusia ditinggalkan yang tercinta. Dan gue rasa zombie mencintai kenangan pribadinya. Karna apa rasanya jika hidup tapi tak ada satupun yang bisa kita kenang nanti? Mungkin kayak film 50 First Date, ngulangin kebiasaan ituuuuu terus. Ya begitulah. Membosankan. Dan menurut R apa gunanya terus hidup jika melakukan hal yang sama terus menerus tiada henti? Tapi tentu saja dia gak nyerah. R mencoba ngisi kekosongan hatinya dengan mengumpulkan barang dan makan otak manusia. Karna dengan makan otak manusia dia bisa melihat kenangan si manusia yang dia makan. Dan dia seperti melihat sebuah sinema dalam pikiranya. Hal itu pun yang gue rasa di menjadi rasionalis dan merasa lebih manusia (hidup) walaupun dia zombie(mati).
Dan ya, Love Never Dies! Zombie dipercaya adalah mayat berjalan, hanya tubuh tanpa jiwa didalamnya, but seorang zombie pun bisa jatuh cinta! Dan karna perasaan yang dialaminya itulah R bisa sembuh menjadi manusia.
“We will cry and bleed and lust and love, and we will cure death. We will be the cure. Because we want it.”
― Isaac Marion, Warm Bodies
Karna cinta sendiri adalah kebutuhan dasar manusia serta hal sederhana yang bisa dimengerti dengan perasaan. Mungkin karna perasaan itu R bisa membangkitkan kenangan ketika dia menjadi manusia. Seperti rasa rindu, berani, empati, dan sedih. And of course ini semua karna R terus tanpa henti mencoba menjadi lebih manusiawi. Menginginkan dirinya lebih dari sebatas daging yang berjalan. Dengan perasaan kuat yang dia yakini pada Jullie, rasa ingin mencintainya dan ingin menjadi yang sepantasnya untuk dia. Perasaan cinta itu tumbuh dan semakin kuat, membuat dia kembali selayakanya manusia yang ingin mencintai dan dicintai..
Loving, is making us more human. Loving is kind of living. You can't living without loving something. Your job, hobbies, pet, or someone. You need love to live. And if you don't? You're so much worse than zombie.
So? Nailed it!!
0 comments